Perpustakaan merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari sebuah Intansi ataupun institusi pelatihan. Hal ini karena perpustakaan memiliki 6 fungsi, yaitu: fungsi penyimpanan informasi, fungsi pendidikan, fungsi penelitian, fungsi pelestarian, fungsi informatif dan fungsi rekreasi. Keenam fungsi tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh pemustaka jika perpustakaan dikelola dengan baik dan sesuai standar. Di era globalisasi perpustakaan tidak hanya dituntut untuk memberikan pelayanan prima yang dalam pengelolaannya membutuhkan penyesuaian terhadap standar-standar yang sudah ditentukan. Namun secara bersamaan perpustakaan juga dituntuk untuk dapat bertransformasi, berinovasi agar selalu dapat mengikuti perkembangan kebutuhan pemustaka.

Pada kenyataannya masih banyak perpustakaan yang belum dapat mengikuti perkembangan yang menyesuaikan kondisi globalisasi. Tiba-tiba datang era disrupsi, era dimana kondisi-kondisi yang dianggap sudah biasa harus berhadapan dengan tantangan-tantangan perubahan inovasi yang dianggap mengancam pihak-pihak yang sudah merasa nyaman dengan kondisi yang biasa. Sebagai contoh, kehadiran transportasi online yang mendisrupsi transportasi konvensional. Contoh lainnya adalah kehadiran perpustakaan digital yang semakin diminati oleh pemustaka dan data menunjukkan bahwa pemanfaatan koleksi digital semakin meningkat dibanding koleksi konvensional. Kondisi ini menunjukkan bahwa perubahan adalah sesuatu yang harus terus diikuti.

Adanya pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 telah banyak memberikan dampak terhadap aktivitas normal manusia termasuk terhadap pengelolaan dan pelayanan perpustakaan yang dilakukan selama ini. Operasional perpustakaan terpaksa ditutup untuk mengurangi resiko penularan Covid19. Kondisi tersebut membuat peran teknologi informasi dan komunikasi menjadi pilihan bagi manusia untuk tetap dapat melaksanakan berbagai aktivitasnya. Hingga akhirnya semua kondisi pandemi covid19 seolah-olah menjadi faktor utama akselerator disrupsi bagi berbagai sendi kehidupan manusia, termasuk bagi perkembangan perpustakaan. perpustakaan “dipaksa” untuk dapat tetap memberikan layanan kepada pemustaka, dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Bagi perpustakaan yang sebelum ada pandemi sudah memiliki layanan perpustakaan digital yang dilayankan secara daring, tentu saja tidak terlalu banyak menghadapi permasalahan. Namun bagi perpustakaan yang masih konvensional tentu saja tuntutan untuk dapat memberikan layanan secara daring akan menjadi kendala.